Hal itu disampaikan Ketua DPD Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jateng Kolonel (Purn.) Zainal Choirul. Menurutnya, di alam kemerdekaan, generasi penerus memiliki tugas meneruskan perjuangan, dengan kemampuan masing-masing.
“Contohnya melalui pendidikan, teknologi, dan segala macamnya, dan harus mewaspadai juga isu-isu yang berkembang (di media sosial) yang tidak baik. Istilahnya, isu-isu yang untuk memecah belah bangsa kita ini. Ini yang harus kita perhatikan,” ucap pria 75 tahun, yang terakhir bertugas di Markas Besar TNI.
Pada momen tersebut, Zainal pun menitipkan pesan kepada Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Menurutnya, pemimpin harus melaksanakan amanat untuk menyejahterakan rakyat. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan berbagai hal. Di antaranya, menuntaskan kemiskinan dan pengangguran.
“Harapannya kepada Pak Luthfi, supaya gubernur betul-betul melaksanakan amanah rakyat, sehingga bangsa ini bisa menjadi bangsa yang berdaulat,” urainya.
Dengan demikian, Zainal mengharapkan setiap warga mampu merasakan kemerdekaan. Bukan hanya bagi mereka yang tinggal di perkotaan, tetapi juga bagi warga yang tinggal jauh di pedesaan.
Pada momen tersebut, ia juga mengapresiasi Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, yang mengibaratkan provinsi tersebut sebagai miniatur Indonesia. Menurutnya, provinsi ini mampu menjadi teladan nasional, baik dari segi keamanan maupun kehidupan sosial.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi pada momen tersebut menyampaikan, Jateng merupakan miniatur Indonesia. Hal ini terwujud dalam semangat persatuan, kesatuan, dan gotong royong serta prinsip tepa selira (tenggang rasa).
“Karena nyawanya Jawa Tengah itu adalah persatuan dan kesatuan yang di dalamnya ada gotong royong, tepa selira yang merupakan nyawa Jawa Tengah. Dan Jawa Tengah adalah miniatur Indonesia yang harus kita jaga sehingga ketertiban keamanan bisa terwujud,” ujarnya.
Dengan prinsip tersebut, Luthfi yakin Jawa Tengah dapat memperkuat kedaulatan Republik Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat, pada Maret 2025 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah turun 29,65 ribu orang menjadi 3,367 juta jiwa, atau 9,48 persen. Jumlah ini menurun 0,10 persen poin dibanding September 2024, yang pada saat itu mencapai 9,58 persen.
Sementara itu, untuk menuntaskan tingkat pengangguran terbuka (TPT), Pemprov Jateng melakukan banyak hal. Di antaranya, menyediakan berbagai balai latihan kerja (BLK) yang kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan industri. Di samping itu, disediakan berbagai program pemagangan ke luar negeri, juga transmigrasi.
“Jawa Tengah harus mendukung program pemerintah terkait dengan kedaulatan pangan, swasembada pangan, dan berdaulat ekonomi. Maka secara tidak langsung, seluruh komponen masyarakat Jawa Tengah setelah adanya ketertiban keamanan, membangun dengan ekonomi yang akan kita lakukan. Tentu berdaulat ekonomi adalah basisnya di desa,” pungkas Luthfi.
